Senin, 31 Oktober 2016

Magnet Broadcast dan Pesona Nova

Magnet Broadcast dan Pesona NovaSUATU malam, sekitar dua pekan lalu, Direktur Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Safaruddin SH bertandang ke Kantor Pusat Harian Serambi Indonesia di Meunasah Manyang, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar untuk suatu urusan.
Saat berbincang dengan Serambi, tiba-tiba topik mengarah ke isu Kanjeng Dimas Taat Pribadi, sosok yang disebut-sebut memiliki kemampuan menggandakan uang di Probolinggo, Jawa Timur.
“Ngapain jauh-jauh ke Kanjeng Dimas. Di Aceh juga ada yang tak kalah dahsyatnya dalam hal investasi bodong. Dia memiliki kemampuan luar biasa untuk meyakinkan orang hingga dengan mudah menyetorkan uang hingga angka puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Anak itu sekarang dalam pendampingan YARA karena dikejar-kejar oleh orang-orang yang menjadi korban,” ungkap Safaruddin. Anak yang dia maksud itu tak lain adalah Nova Mastura, gadis 25 tahun yang terlibat bisnis investasi bodong.
Difasilitasi Safaruddin, Serambi melakukan wawancara khusus dengan Nova, di Kantor YARA, Banda Aceh, Minggu 23 Oktober 2016. Sepanjang wawancara sekitar dua jam, Nova menjawab lancar setiap pertanyaan bahkan jujur dia mengaku telah menipu dengan menjalankan investasi bodong sejak 2015. “Saya terjerat dalam bisnis yang saya rancang sendiri. Padahal kepada setiap orang yang mau bergabung tetap saya katakan usaha saya ini ilegal. Kalau memang percaya silakan bergabung sesuai dengan syarat yang saya tentukan,” ujar alumni SMAN 7 Banda Aceh tersebut.
Ditanya apa rahasianya sehingga orang-orang begitu percaya menempatkan dana investasinya pada usaha bisnis bodong, Nova menjawab tidak ada rahasia apa pun. “Saya hanya bicara apa adanya, kalau memang yakin silakan. Saya juga tak punya latar belakang pendidikan yang terkait pengelolaan keuangan atau perbankan. Saya hanya baca-baca tentang bisnis investasi ini di berbagai media dan nekat mencoba, itu saja,” ujar gadis berkulit hitam manis dengan gaya bicara layaknya seorang yang sangat profesional.
***
Menurut Nova, langkah pertama yang dilakukannya ketika mengawali bisnis adalah menyebar broadcast (pesan siaran) melalui fasilitas Blackberry Messenger miliknya. Pesan siaran berupa untaian kalimat bernada promosi bergaya anak gaul itu pun sebenarnya biasa-biasa saja.
Begini lengkapnya: “Open investasi dolar close jam 15.00 WIB. Inves Rp 1 juta dapat Rp 5 juta=Rp 6 juta. Inves Rp 3 juta dapat Rp 15 juta=Rp 16 juta. Inves Rp 10 juta dapat Rp 50 juta=Rp 60 juta. Inves sekarang juga jaminan modal aman 100 persen, no tipu-tipu. Potongan 20 persen dari keuntungan untuk orang kerja. Jangan lupa zakat ya.”
Tawaran investasi yang di-broadcast Nova berubah layaknya magnet dengan daya tarik luar biasa. Bukan hanya menyedot perhatian teman-teman yang ada di data kontak BBM-nya, tetapi meluas tanpa batas setelah di-share lebih lanjut ke berbagai media sosial termasuk facebook. Dalam hitungan minggu, uang mengalir lancar ke rekening, bahkan tak sedikit yang menyerahkan langsung ke tangannya. Bahkan, angkanya ada yang sangat fantastis, Rp 400 juta/orang.
SUATU malam, sekitar dua pekan lalu, Direktur Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Safaruddin SH bertandang ke Kantor Pusat Harian Serambi Indonesia di Meunasah Manyang, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar untuk suatu urusan.
Saat berbincang dengan Serambi, tiba-tiba topik mengarah ke isu Kanjeng Dimas Taat Pribadi, sosok yang disebut-sebut memiliki kemampuan menggandakan uang di Probolinggo, Jawa Timur.
“Ngapain jauh-jauh ke Kanjeng Dimas. Di Aceh juga ada yang tak kalah dahsyatnya dalam hal investasi bodong. Dia memiliki kemampuan luar biasa untuk meyakinkan orang hingga dengan mudah menyetorkan uang hingga angka puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Anak itu sekarang dalam pendampingan YARA karena dikejar-kejar oleh orang-orang yang menjadi korban,” ungkap Safaruddin. Anak yang dia maksud itu tak lain adalah Nova Mastura, gadis 25 tahun yang terlibat bisnis investasi bodong.
Difasilitasi Safaruddin, Serambi melakukan wawancara khusus dengan Nova, di Kantor YARA, Banda Aceh, Minggu 23 Oktober 2016. Sepanjang wawancara sekitar dua jam, Nova menjawab lancar setiap pertanyaan bahkan jujur dia mengaku telah menipu dengan menjalankan investasi bodong sejak 2015. “Saya terjerat dalam bisnis yang saya rancang sendiri. Padahal kepada setiap orang yang mau bergabung tetap saya katakan usaha saya ini ilegal. Kalau memang percaya silakan bergabung sesuai dengan syarat yang saya tentukan,” ujar alumni SMAN 7 Banda Aceh tersebut.
Ditanya apa rahasianya sehingga orang-orang begitu percaya menempatkan dana investasinya pada usaha bisnis bodong, Nova menjawab tidak ada rahasia apa pun. “Saya hanya bicara apa adanya, kalau memang yakin silakan. Saya juga tak punya latar belakang pendidikan yang terkait pengelolaan keuangan atau perbankan. Saya hanya baca-baca tentang bisnis investasi ini di berbagai media dan nekat mencoba, itu saja,” ujar gadis berkulit hitam manis dengan gaya bicara layaknya seorang yang sangat profesional.
***
Menurut Nova, langkah pertama yang dilakukannya ketika mengawali bisnis adalah menyebar broadcast (pesan siaran) melalui fasilitas Blackberry Messenger miliknya. Pesan siaran berupa untaian kalimat bernada promosi bergaya anak gaul itu pun sebenarnya biasa-biasa saja.
Begini lengkapnya: “Open investasi dolar close jam 15.00 WIB. Inves Rp 1 juta dapat Rp 5 juta=Rp 6 juta. Inves Rp 3 juta dapat Rp 15 juta=Rp 16 juta. Inves Rp 10 juta dapat Rp 50 juta=Rp 60 juta. Inves sekarang juga jaminan modal aman 100 persen, no tipu-tipu. Potongan 20 persen dari keuntungan untuk orang kerja. Jangan lupa zakat ya.”
***
Tawaran investasi yang di-broadcast Nova berubah layaknya magnet dengan daya tarik luar biasa. Bukan hanya menyedot perhatian teman-teman yang ada di data kontak BBM-nya, tetapi meluas tanpa batas setelah di-share lebih lanjut ke berbagai media sosial termasuk facebook. Dalam hitungan minggu, uang mengalir lancar ke rekening, bahkan tak sedikit yang menyerahkan langsung ke tangannya. Bahkan, angkanya ada yang sangat fantastis, Rp 400 juta/orang.
SUATU malam, sekitar dua pekan lalu, Direktur Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Safaruddin SH bertandang ke Kantor Pusat Harian Serambi Indonesia di Meunasah Manyang, Kecamatan Ingin Jaya, Aceh Besar untuk suatu urusan.
Saat berbincang dengan Serambi, tiba-tiba topik mengarah ke isu Kanjeng Dimas Taat Pribadi, sosok yang disebut-sebut memiliki kemampuan menggandakan uang di Probolinggo, Jawa Timur.
“Ngapain jauh-jauh ke Kanjeng Dimas. Di Aceh juga ada yang tak kalah dahsyatnya dalam hal investasi bodong. Dia memiliki kemampuan luar biasa untuk meyakinkan orang hingga dengan mudah menyetorkan uang hingga angka puluhan bahkan ratusan juta rupiah. Anak itu sekarang dalam pendampingan YARA karena dikejar-kejar oleh orang-orang yang menjadi korban,” ungkap Safaruddin. Anak yang dia maksud itu tak lain adalah Nova Mastura, gadis 25 tahun yang terlibat bisnis investasi bodong.
Difasilitasi Safaruddin, Serambi melakukan wawancara khusus dengan Nova, di Kantor YARA, Banda Aceh, Minggu 23 Oktober 2016. Sepanjang wawancara sekitar dua jam, Nova menjawab lancar setiap pertanyaan bahkan jujur dia mengaku telah menipu dengan menjalankan investasi bodong sejak 2015. “Saya terjerat dalam bisnis yang saya rancang sendiri. Padahal kepada setiap orang yang mau bergabung tetap saya katakan usaha saya ini ilegal. Kalau memang percaya silakan bergabung sesuai dengan syarat yang saya tentukan,” ujar alumni SMAN 7 Banda Aceh tersebut.
Ditanya apa rahasianya sehingga orang-orang begitu percaya menempatkan dana investasinya pada usaha bisnis bodong, Nova menjawab tidak ada rahasia apa pun. “Saya hanya bicara apa adanya, kalau memang yakin silakan. Saya juga tak punya latar belakang pendidikan yang terkait pengelolaan keuangan atau perbankan. Saya hanya baca-baca tentang bisnis investasi ini di berbagai media dan nekat mencoba, itu saja,” ujar gadis berkulit hitam manis dengan gaya bicara layaknya seorang yang sangat profesional.
Menurut Nova, langkah pertama yang dilakukannya ketika mengawali bisnis adalah menyebar broadcast (pesan siaran) melalui fasilitas Blackberry Messenger miliknya. Pesan siaran berupa untaian kalimat bernada promosi bergaya anak gaul itu pun sebenarnya biasa-biasa saja.
Begini lengkapnya: “Open investasi dolar close jam 15.00 WIB. Inves Rp 1 juta dapat Rp 5 juta=Rp 6 juta. Inves Rp 3 juta dapat Rp 15 juta=Rp 16 juta. Inves Rp 10 juta dapat Rp 50 juta=Rp 60 juta. Inves sekarang juga jaminan modal aman 100 persen, no tipu-tipu. Potongan 20 persen dari keuntungan untuk orang kerja. Jangan lupa zakat ya.”
Tawaran investasi yang di-broadcast Nova berubah layaknya magnet dengan daya tarik luar biasa. Bukan hanya menyedot perhatian teman-teman yang ada di data kontak BBM-nya, tetapi meluas tanpa batas setelah di-share lebih lanjut ke berbagai media sosial termasuk facebook. Dalam hitungan minggu, uang mengalir lancar ke rekening, bahkan tak sedikit yang menyerahkan langsung ke tangannya. Bahkan, angkanya ada yang sangat fantastis, Rp 400 juta/orang.

Meski Nova mengatakan tak ada sesuatu yang berlebihan pada kata-kata broadcast-nya tapi tak bisa disangkal jika tawaran keuntungan yang dicantumkan Nova sangat menggiurkan.
Bayangkan, dengan hanya modal Rp 1 juta bisa mendapat Rp 5 juta sehingga totalnya menjadi Rp 6 juta. Begitu juga jika inves Rp 10 juta total pengembalian plus modal menjadi Rp 60 juta. “Waktu pengembalian keuntungan antara satu hingga dua minggu,” kata Nova yang sebelumnya tinggal bersama keluarganya di Kompleks Perumahan WH, Gampong Lambleut, Kecamatan Darul Kamal, Aceh Besar.
Selain tawaran keuntungan, magnet lain pada broadcast itu adalah gaya polos anak gaul dengan menulis “no tipu-tipu” dan “jangan lupa zakat ya.” Kedua kata itu, menurut Nova juga sangat besar pengaruhnya. “No tipu-tipu bisa membangkitkan kepercayaan nasabah sedangkan jangan lupa zakat adalah pendekatan yang dibangun untuk saling membantu sesama. Kalau ada kelebihan rezeki dianjurkan berbagi biar makin berkah,” ujar Nova tentang maksud yang terkandung dalam pesan siaran yang disebarkannya.
Lalu, dari mana Nova mendapatkan uang untuk membayar keuntungan kepada pemodal? Jawaban pertanyaan itu sangat gampang yaitu memutar uang yang sudah masuk secara periodik. Misalnya, uang yang terkumpul pada minggu pertama, keuntungannya diambil dari yang terkumpul pada minggu kedua, dan seterusnya.
Makanya, kata Nova, uang yang masuk, baik langsung maupun ke rekening hanya singgah saja karena secepatnya harus dibagi-bagikan sebagai keuntungan kepada mereka yang sudah masuk daftar tunggu. Prinsip bisnis seperti ini juga dikenal dengan istilah gali lobang tutup lobang. “Karenanya harus aktif menghimpun dana termasuk memberdayakan pada down line selaku nasabah yang merekrut anggota baru. Jangan segan-segan juga memberikan bonus kepada mereka termasuk bonus jalan-jalan ke luar negeri,” katanya.
Nova mengisahkan, pada awal-awal bisnisnya, ada seseorang yang inves hingga Rp 400 juta diserahkan dalam bentuk uang cash. Dalam catatan Nova, ada lima kali nasabah tersebut mendapat keuntungan. Jika ditotalkan pengembalian yang diterimanya sudah berkali-kali lipat dari modal. “Tapi itu tadi, karena merasa masih ada peluang keuntungan yang akan terus mengalir, mereka seperti tak mau terima kalau bisnis ini berhenti,” kisah Nova.
Kekuatan lain yang membuat bisnis Nova berjalan mulus selama hampir setahun pertama karena sebagian besar hak-hak nasabah bisa dikembalikan sesuai janji.
Nova dengan penampilan energiknya juga masih memiliki banyak peluang untuk menggarap pasar. Nasabah yang telah benyak mendapatkan keuntungan selalu ditampilkan pada forum-forum untuk merekrut nasabah baru. Mereka menyampaikan testimoni tentang bisnis itu, lengkap dengan bukti transfer keuntungan dan tentu saja slogan no tipu-tipu dan jangan lupa zakat.
Menjelang setahun pertama, jaringan bisnis Nova sudah merambah hingga ke Palembang (Sumatera Selatan), Kalimantan, Jakarta, dan Aceh yang terbanyak. Kiprah Nova sebagai bos semakin bersinar.
Menurut catatan Nova, sejak 2015 hingga Mei 2016, uang yang sempat singgah ke rekeningnya (BRI, Mandiri, dan BCA) mencapai Rp 18 miliar lebih. Yang terbesar di Rekening Bank BRI, menurut data pembukan yang sudah diamankan polisi, tercatat total debit Rp 16.246.773.104,19 sedangkan total kredit Rp 16.246.823.195,00. Saldo akhir Rp 50.090,81.
Seperti yang saya katakan, uang yang sempat singgah di ketiga rekening saya sangat besar, mencapai Rp 18 miliar lebih. Tapi hanya singgah sebentar. Karena setiap uang masuk harus secepatnya dikeluarkan lagi untuk membayar keuntungan bagi mereka yang sudah jatuh tempo. Makanya di rekening tersebut terlihat lalulintas transaksi yang sangat padat dengan interval waktu yang sangat singkat,” demikian Nova Mastura.(nas)

Next
This is the most recent post.
Posting Lama
  • Blogger Comments
  • Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Item Reviewed: Magnet Broadcast dan Pesona Nova Rating: 5 Reviewed By: Unknown
Scroll to Top